Pada tahun 2022 lalu wanita kelahiran Jawa Barat, Justitia Avila Veda berhasil menjadi penerima penghargaan SATU Indonesia Award dari PT Astra International Tbk. Penghargaan ini diberikan kepada generasi muda yang gigih dalam mewujudkan sektor kesehatan, pendidikan, teknologi dan kewirausahaan lebih baik.
Benar saja, Justitia yang selama ini berprofesi sebagai pengacara terus gigih dalam memberikan pendampingan terhadap korban kekerasan seksual. Justitia pun mendirikan program sosial disebut Kelompok Advokat untuk Keadilan Gender (KAKG) di tahun 2020. Seperti apa kegigihannya lebih lanjut? Simak kisahnya.
Tergeraknya Justitia Avila Veda Membuka Advokasi Kekerasan Sosial
Lahir di kalangan keluarga pengacara, tidak menyurutkan Justitia Avila Veda untuk berkarya di bidang sosial. Justru dengan profesinya sebagai pengacara membuat Justitia kerap mempertanyakan banyak hal tentang hukum. Salah satunya adalah soal bahwa semua orang setara di mata hukum.
Pernyataan tersebut menurut Justitia sampai saat ini masih belum berlaku. Pasalnya masih banyak perbedaan yang terjadi seperti dari segi gender, ekonomi atau kelas bahkan disabilitas. Perbedaan ini pula yang masih terjadi pada korban kekerasan seksual.
Begitu banyak korban kekerasan seksual baik itu pria maupun wanita yang masih kesulitan untuk menghadapi kasusnya. Tidak banyak yang tahu langkah apa yang harus diambil dan kepada siapa harus mengadu untuk mengungkapkan masalahnya. Mulai dari sinilah Justitia membuka jalan bagi korban mendapatkan perlindungan hukum.
Langkah awal yang diambilnya adalah dengan membuat cuitan di Twitter (sekarang X) bahwa ia membuka konsultasi online. Bagi korban yang mengalami kasus pelecehan seksual atau kekerasan seksual dapat menghubunginya melalui direct message.
Berkat cuitan yang dilakukannya pada tahun 2010, membuka pandangannya bahwa banyak sekali kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia. Tentu saja kasus-kasus yang masuk belum masuk ke ranah hukum. Bahkan hanya berselang dua hari, sudah ada 200 kasus yang masuk ke direct message-nya.
Berdirinya Program KAKG untuk Mendampingi Korban Kekerasan Seksual
Aktivitas sosial untuk memberikan advokasi kepada korban pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan Justitia tidak berjalan di tempat. Sejak 2010 yang berawal dari cuitannya tersebut banyak pengacara lain yang juga turut tertarik. Para pengacara ini juga turut menangani kasus pro bono untuk para korban.
Keinginan agar kasus yang masuk lebih terstruktur dan akuntabel maka Justitia dengan teman pengacara lainnya pun mendirikan program KAKG (Kelompok Advokat untuk Keadilan Gender) pada tahun 2020. Program ini merupakan badan konsultasi hukum yang kolektif dan terikat kode etik advokat serta kode etik profesi.
Pada saat pendirian KAKG tentunya ada banyak tantangan yang dihadapi baik dari segi finansial sampai jumlah kasus yang masuk. Sejak berdiri, setidaknya terdapat 3 sampai 4 kasus per hari yang masuk dan jika ditotal dalam satu minggu bisa sampai 20 kasus.
KAKG sendiri beranggotakan 14 pengacara dan paralegal yang ada di Jabodetabek, Karawang, Malang, Cikarang sampai dengan Makassar. Konsultasi hukum secara gratis diberikan selama 24 jam untuk seluruh korban kekerasan yang menghubungi.
Selama didirikan KAKG memiliki fokus pada empat kelompok masyarakat yang dijadikan prioritas. Pertama adalah anak serta kelompok ekonomi yang terbatas. Kedua adalah kelompok minoritas gender serta minoritas seksual.
Kelompok yang ketiga adalah orang-orang yang rentan seperti pengungsi dan keempat adalah penyandang disabilitas. KAKG memiliki visi untuk memberikan layanan hukum dari awal sampai akhir.
Bukan hanya soal urusan hukum, selama proses hukum berlangsung KAKG juga turut menyelesaikan masalah akomodasi keluarga yang sedang menuntut keadilan. Oleh karena itu KAKG harus bisa memenuhi kebutuhan keadilan agar tercapai. Pasalnya untuk satu kasus saja perlu waktu 6 sampai 12 bulan lamanya.
Sampai saat ini KAKG telah menerima 465 kasus yang setengahnya masih terus menjalani pendampingan hukum. Kasusnya pun sangat beragam baik itu di lingkungan pendidikan sampai dengan institusi tertentu hingga keluarga.
Sungguh gigih semangat yang dimiliki oleh Justitia dalam membantu korban kekerasan seksual untuk mendapatkan keadilan. Hal ini tentunya perlu diapresiasi dan tidak heran jika ia berhasil mendapat penghargaan SATU Indonesia Award pada tahun 2022.
Sumber:
https://kumparan.com/kumparannews/keadilan-bukan-sekadar-nama-kisah-justitia-avila-veda-melawan-kekerasan-seksual-21DDTXz25Cm
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1636418-gigih-dampingi-korban-kekerasan-seksual-justitia-avila-veda-banjir-dukungan?page=2
https://www.kompasiana.com/bayufitri7733/64f9ca584addee4f4a00ba62/justitia-avila-veda-sosok-srikandi-pendamping-kekerasan-seksual
